Seoul, revisited (Part 1).

Never in my mind i have a thought to visit Seoul or South Korea more than once in a year. No matter how much i love travelling, visiting the same place twice or three times would be a luxury. However, my wildest dream came true! After my trip to South Korea last year in March, i always had this urge to come back there. After months of browsing and comparing flight tickets, i and few girlfriends bought tickets to enjoy an early spring in Seoul. I remember clearly it was in September 2014. We (6 of us) plan to  visit Seoul in late March 2015. Then, the universe conspired to send me back to this one place i cherish. 2014 was not even over yet, Alhamdulilah. It was in November, I got to go back to Seoul and Busan this time. Hoorayyyy!!!

My Busan trip will be told in a separate post, but i think i owe a post about some places in Seoul that i haven’t had a chance to tell in my previous posts. My second visit to Seoul was with my office colleagues, and my third was with two close friends. I was said to have a better understanding of Seoul since they thought i’m a Hallyu fans and i was in Seoul before. Well, the latter is spot on, but to have a better understanding of Seoul, i’m not really sure on that one :)) However, i took my responsibility proudly and happily. I made itineraries for both trip, set up the budget, made reservations for guesthouse, trains, and even the airport transfer. I have to say, i did a quite good job.

Since the participants of each trip were all Seoul-newbies, I got to visit exact same places in both trip. Here are some : Gyeongbokgung, Namsan Tower, Myeongdong, and Dongdaemun, Insadong, Hongdae, Itaewon, and Jamsil area. Some are already told in previous posts, now let me tell you about some other places :

NAMSAN TOWER

This is a tourist magnet, especially after a huge fame of My Love From The Star, a Korean Drama airing a year ago. Namsan tower was more than a shooting place of the drama, it was part of the story. Tourists and fans of the drama come here to re-enact the sweetness of the scenes. There is an area in Namsan Tower where we can put padlock with our name and the loved one’s written on it. Namsan Tower screams out love and romance with pink glitters all over. The Tower stands tall on the Namsan Hill, so if we climb up the highest level of the Tower, we pretty much can see the whole Seoul. It was breathtaking at night.

Namsan Tower can be reached by various means of transport. Please check this out. I myself went there by getting to Myeongdong first, and walked a bit to the cable car station, then took the cable car to Namsan Tower. it was a nice view while walking up and taking the cable car ride.

IMG_0192 IMG_0163

IMG_0197

The tree of padlocks!

IMG_0290

High on love!

IMG_0246

IMG_0337

GYEONGBOK-GUNG 

One of the thing i love about Seoul is how in the massive concrete jungle, we still can find traditional buildings and temples. There are several palaces and temples located in Seoul. The biggest and the grandest of all is definetely Gyeongbok-Gung. It’s a must-visit and also easy to reach since it’s located right in the heart of Seoul.  You can read more details about the royal palace right here and here to find out how to get there. I have been here three times, and still didn’t cover the whole palace because it’s so vast and might take half day just to go thru every corners of it. There are also some cool places to visit around the palace, such as Korean History Museum, Gwanghamun Square, and Children Museum.

IMG_0124

Palace Guard. What's with the angry face all the time, dude? :)

Palace Guard. What’s with the sad face all the time, oppa? 😉

IMG_9628

IMG_9938

IMG_9736

IMG_9769

ITAEWON

Itaewon is an area in Seoul where many foreigners and expatriates choose to reside. That explains the amount of foreign restaurants and bars in this area. Itaewon made it to the itinerary because there was a recommended Halal Korean Restaurant and the biggest mosque in Seoul happens to be located in Itaewon. During my visit last year, we went twice to Itaewon, once was for friday pray and the second one was a return visit to the delish kebab restaurant there.

IMG_0365IMG_0410

HONGDAE

I finally visited Hongdae on my third trip to Seoul. I and my girlfriends even chose to stay in the neighborhood during our trip last March.  Hongdae is where Hongik University, one of the best schools in South Korea, located. No wonder, this area is so alive and vibrant. Restaurans, Coffee shops, bars and cute shops selling cute stuff are what we can find here. Street musicians perform on weekend nights. Some of the best korean delicacies i ate on the trips, i found them in Hongdae. I’d be back!

DSC04201

Chicken galbi with cheese, how i miss you!

DSC04203

My travelling buddies, both preggers!

DSC04196

A happy Seoul-addict 🙂

DSC04211I just gotta split the post into two parts because writing inspirations don’t come easy, but writing about Seoul never bore me. There will be more places to be revisited in the next post, ’till then..annyeong!

Mari kita ke Jeju!

[This is a super late post]

Pulau Jeju. Search aja di gugel, maka keluarlah ribuan hasil tentang Jeju. Gambar-gambar yang ciamik dan review menarik soal tempat ini. Jeju adalah salah satu provinsi di Korea Selatan yang terdiri dari beberapa pulau. Letaknya ada di bagian selatan dari semenanjung Korea dan untuk sampe ke sana ada beberapa alternatif, by plane atau menyebrang dengan kapal Ferry dari beberapa pelabuhan, salah satunya dari Busan.

Penasaran dengan Jeju, akhirnya saya dan Wisnu memutuskan untuk mampir ke Jeju. Karena waktunya yg padat, kita cuma punya 1 hari untuk keliling Jeju. Saya beli tiket pesawat ke Jeju lewat website Eastar Jet dan dapat harga 90.000 won per orang PP. Lumayan lah.

Kita memilih flight jam 7.15 dari Gimpo Airport dan tiba di Jeju pukul 08.00. Sebulan sebelum berangkat saya sudah cari info tentang rental mobil+supir untuk mengantar kita keliling Jeju dalam sehari. Lewat Trip Advisor, berjodohlah kita dengan Mr. Park yang akhirnya bersedia mengantarkan kita selama 10 jam jalan-jalan keliling Jeju, dengan biaya 190.000 won. Untuk kontaknya, akan saya update lagi ya, karena emailnya mendadak lenyap dari inbox.

Setiba di Jeju Int’l Airport, Mr. Park sudah standby dengan sign board nama saya. Mr. Park ini ramah dan bahasa Inggrisnya tergolong lumayan banget, jadi komunikasi kita ngga ribet. Mobil yang kita pake waktu itu sedan, semacam taksi lokal dan ternyata memang umum di Jeju kalo taksi bisa disewa turis secara pribadi. Alasan kita memilih rental mobil karena waktu yang sempit dan untuk bisa pergi ke beberapa tempat sekaligus pasti lebih efisien.

Tujuan pertama kita adalah Manjang Lava Cave. Itinerary kita dalam sehari ini juga atas saran dari Mr. Park supaya efektif dalam 10 jam bisa ke beberapa tempat.

Manjang Lava Cave ini adalah gua bawah tanah yang merupakan salah satu gua hasil bentukan alam karena proses aktivitas vulkanik. Walaupun merupakan monumen alami namun gua ini tergolong tourists-friendly dan aman untuk dikunjungi.

IMG_8286IMG_8388Kita berdua sempat masuk ke ujung gua dimana turis masih diperbolehkan untuk masuk, tapi karena gelap dan penerangannya sangat minim, foto-foto di dalam hasilnya kurang maksimal. kurang lebih 45 menit kami ada di tempat ini, sebelum kita meluncur ke tujuan selanjutnya, Seongsan Ilchulbong.

Seongsan Ilchulbong atau dikenal sebagai Sunrise Peak adalah struktur tebing alami yg muncul akibat ledakan vulkanik ribuan tahun yang lalu. Tempat ini dikenal sebagai salah tujuan wisata paling favorit di Jeju karena pemandangannya yang memukau.

IMG_8570IMG_8529IMG_8535Jika mau berjalan menanjak sekitar 30 menit, kita bisa mencapai puncak dari Seongsan Ilchulbong dan pemandangan laut yang lebih spektakuler akan terlihat. Namun hari itu karena temperatur sepertinya lebih dingin daripada hari sebelumnya, kami hanya sampai di kaki tebing lalu kembali ke mobil.IMG_8549 IMG_8588

Setelah mampir makan siang di salah satu restoran seafood, tujuan selanjutnya adalah Seopjikoji.

Seopjikoji dikenal turis karena sering dijadikan lokasi syuting film Korea maupun dramanya. Pada saat musim semi, tempat ini lebih cantik karena memiliki ladang bunga canola yang fotogenic banget kalo difoto.

IMG_8813  IMG_8790 IMG_8927IMG_8791 IMG_8642

IMG_8790IMG_8873

Setelah dari sini, kami hanya punya sisa waktu sekitar  3 jam karena harus kembali mengejar pesawat ke Seoul di jam 9 malam. Mr. Park menyarankan untuk mampir ke Trick Art Museum dan air terjun yang kebetulan akan dilewati menuju ke bandara.

Ternyata saran dari Mr. Park oke juga! we had fun at the museum dan sempat melihat sunset di Jeongbang Falls.

IMG_8972  IMG_9015 IMG_9043 IMG_9109IMG_9170IMG_9267IMG_9592IMG_9284Sekitar jam 6 sore, jalan-jalan di Jeju harus diakhiri. *Sniff* Rasanya ngga cukup hanya sehari, dan memang untuk mengeksplor Jeju disarankan untuk stay minimal 4 hari! Jeju punya banyak sekali tempat tujuan yang masih harus dikunjungi.

Mr. Park mengantarkan kami kembali ke Bandara dan tepat pukul 9 kami pun terbang ke Gimpo Airport di Seoul. Gamsahamnida, Mr, Park!

IMG_8727

Trust me, Jeju jauuuuuh lebih cantik dari foto-foto di atas, when you see it for yourself, you’ll be amazed.

I’d be back, Jeju! Next time, I’ll be staying longer.

 

 

 

 

Seoul Trip (Part 2) : Nami Island, Namdaemun, & Myeongdong

What’s so special about this place anyway? what makes people tourists flock there?

Aside from the winter sonata thingy..well..

Entrance gate to the ferry

Entrance gate to the ferry

The super legendary bench!

The super legendary bench!

Happy like a kid on her birthday party..

Happy like a kid on her birthday party..

Nami Island, leaving winter behind..

Nami Island, leaving winter behind..

Teddy's is surely famous around here..

Teddy’s is surely famous around here..

There’s something warm about this place, although that day was particularly cold. Maybe it was me, happiness sorta brings warmth, right?

We arrived at lunch time. The subway ride took almost 2 hours, and we had to take a cab to the get to the ferry. There are actually few alternatives to get to Nami Island, please check this out. What to do in Nami? We just walked and walked, enjoyed the cool air, took (tons of) pictures, and stopped by for a glass of hot green tea latte. A good day  indeed.

'till we meet again, Nami!

’till we meet again, Namiseom!

Around 4 pm, we left Namiseom by Ferry, took another cab to the subway station and headed back to Seoul.

Next on the itinerary were Namdaemun Market and Myeongdong. Woohoo..my wallet was about to cry.

Buy now, regret some other time!

Buy now, regret some other time!

Namdaemun, from fur coat to leather boots.

Namdaemun, from fur coat to leather boots.

Welcome to Myeongdong, the place of everything hip and shiny

Welcome to Myeongdong, the place of everything hip and shiny

IMG_8222 IMG_8226
One thing about Myeongdong, the area is basically a mother ship of all Korean branded cosmetics, so treat yourself while you’re there. The cosmetics’ original price were pretty much cheaper than in Jakarta, for instance.

We called it a day at around 10pm. Beaten and (a bit) broke.

The next day would be our Jeju Trip, wait up!

Seoul Trip (Part 1)

My interest (more like an obsession, actually 😅) in many things Korean  has made me dream of really visiting South Korea. So, one day I asked le hubby if he’d go with me to Seoul. It was not on the first attempt of asking that he said yes. Long story short,we finally booked our flight on early March. Why March? Because I didn’t want to go in Winter and we got a bargain price for regular carrier,  Malaysia Airlines.

The process of applying for Visa was hassle-free, within a few weeks I got the hotel and an ambitious itinerary ready. We were going to stay for 4 days in Seoul and 1 day in Jeju-do.

2 days before the D-day, MH370 tragedy happened. We freaked out a lil bit, not because we were afraid that something similar might happen again, but we’re worried our flight got cancelled. Thankfully, everything went okay. We took off from Jakarta on Monday evening and arrived in Incheon Int’l Airport on Tuesday Morning (we stopped by in KLIA for 2 hrs). Annyeong,Seoul!

I almost could not believe that  I finally stepped my feet on Korean soil.  I was so ecstatic and nervous..norak yaaa :))))

We took the airport bus to our hotel, GS hotel in Jongno district. We decided to stay at this hotel after reading some great reviews on Trip Advisor. It took 1 hour from the airport to Jongno District in Seoul. We took off the bus and walked a bit to get to the GS hotel.

The hotel was small and hidden in an alley, but the room was nice and clean. It had a bathroom filled with complete amenities, even face cream and hair mask! We were even allowed to check in very early that day. Value for money, indeed.

That day we planned to go to Gwanghamun Square, Gyeongbokgung Palace, and just roam around Bukchon Village, or if possible visit another palace, Changdeokgung.

It was a cold afternoon, spring had not really sprung and winter’s coolness still lingered. We walked from the hotel to Gwanghamun square instead of taking subway. I was so happy to breath in Seoul’s air. Call me weird, but even the air tasted different. The trees were leaveless, but they didn’t look unpretty at all. Ah, I was like a girl in love.

We didn’t get to visit Gyeongbokgung Palace (closed on Tuesday) & Bukchon Village  that day, we didn’t even go to any traditional village for the whole trip. So sad.

Anyeong, Seoul!

Anyeong, Seoul!

Gyeongbokgung. Closed on tuesday.  Research much, ha?

Gyeongbokgung. Closed on tuesday. Research much, ha?

Could you tell how happy I was?

Could you tell how happy I was?

Oh so grand.

Oh so grand.

Strolling down Seoul's street

Strolling down Seoul’s street

The Secret Garden at Changdeokgung. Misteriously pretty.

The Secret Garden at Changdeokgung. Misteriously pretty.

Idunnothename..but it was on the way to Dongdaemun.

Idunnothename..but it was on the way to Dongdaemun.

Dongdaemun, ready to serve you 'till dawn!

Dongdaemun, ready to serve you ’till dawn!

Since Gyeongbokgung was closed that day, we ended up strolling down the city streets to Changdeokgung. This is also one of many palaces situated in Seoul. We planned to catch to English-guided tour of the famous secret garden. Secret Garden is part of Changdeokgung, a very large park with ponds and smaller palaces inside.

We spent the entire afternoon in the palace and had lunch in a small coffee shop near Changdeokgung. One thing I love about Seoul is the coffee shop. It has lots of coffee shops, and cute interiors just add the loveliness of those places.

At night, we went to Doota in Dongdaemun, just for the sake of curiosity. Doota is a fashion district in Dongdaemun, open for almost 24 hours. Talking about passion for Korean fashion, you’ll be amazed here. We just had dinner at Coffee Bean and went back to hotel. Two sleepy heads just could not take it anymore. :))

#SofiaKamila is Two!

A year ago seems like yesterday. My baby daughter is already T-W-O! She’s a bubbly baby who brightens up any room she walks into.

Sofia Kamila, you know I love you endlessly right? I pray for your health and happiness, I wish all the stars and the glitters shining your way always.

8252014222515[1]

Sofia’s the 1st

Ga kerasaaaa…sayangnya akooo udh setahun aja..perasaan baru cuti melahirkan kemarin..

Baby, if you read this later..i just wanna say how much happiness and joy that you have brought to our family..i pray and pray and will never stop praying that you will grow up healthy,happy and always loved, not only by mama,bapak,mas danish, bude kas, aki,nini..but also loved by your friends,teachers and anyone around you.. I hope you become the best version of yourself, i will be there every single step of your way. I love you my dear Sofia Kamila, to the farthest,farthest galaxy..and back!

Jalan-jalan : Tea Garden Resort

Awal Juni kemarin, kita sekeluarga jalan-jalan ke Subang, tepatnya ke Tea Garden Resort (TGR). Asal muasalnya bisa tau tempat ini adalah karena follow instagram-nya Adib Hidayat (pemred Rolling Stone) dan dia sempet posting foto-fotonya waktu ke TGR. Ish, tempatnya lucu dan kayanya asri, dikelilingin sawah dan kebun teh. Waktu itu lagi dahaga banget liburan ke tempat yang sejuk dan asri. Googling dan searching, malah nyasar ke satu situs booking online yang nawarin diskon lumayan untuk cottage di TGR. Bujuk2 Wisnu dan beli deh vouchernya. ihiy!

Akhirnya wiken tanggal 1 Juni, capcuslah kita ke Subang. Niatnya berangkat pagi2, supaya bisa jajan-jajan lucu di Bandung, tapi apa daya tetep berangkat jam 12 siang! -_-‘

Subang itu salah satu kabupaten di Jawa Barat yang ‘nempel’ sama kota Bandung, karena lokasi TGR ini ada di tengah-tengah antara Bandung dan Subang, kita memutuskan lewat jalur Jakarta-Bandung-Lembang dulu. Jalanan lumayan lancar dan kita nyampe Bandung jam setengah 3 sore. Mampir dulu ke Sederhana & KFC untuk beli makan sore/makan malam, karena denger2 kalo udah nyampe TGR agak males keluar lagi sehubungan dengan lokasinya yang agak mencil.

Kita nyampe TGR pas jam 4 sore, lokasinya agak masuk dari jalan raya utama Lembang-Subang, tapi petunjuk arahnya lumayan banyak kok, jadi ngga pake acara nyasar untuk nyampe sana.

Biasanya kalo ke tempat baru kita memang punya ekspektasi tertentu, dan berdasarkan pengalaman, keep the expectation at a moderate level! walopun excited, kita berusaha ngga berharap banyak, tapi ternyata tempatnya bagus deh. Lokasinya bener2 dikelilingi sawah dan kebun teh, cottage-nya didesain minimalis dan cukup terawat. Udaranya segerrr..senang!
image

image

Tapiiii…ternyata barengan kita ada grup perusahaan yang lagi outing, jadi kita dpt cottage yang view-nya kurang asik. Yasutralahyaaa…lumayan juga kok, masih ada dikit pemandangannya ke kebun teh. Abis nyimpen tas dan bebawaan, kita mulai mengeksplor TGR.  Kita turun ke pool-nya  yang ternyata ada beberapa jenis kolam, ada swimming pool dengan air dingin (banget!) dan 3 kolam rendam dengan air hangat (tapi cuma jam 5 sore -jam 9 malem dihangatkannya).
image
image

TGR  ini lokasinya berkontur, cottage dengan best view adalah yang menghadap sawah dan kebun teh. Kalo lagi senja atau subuh suasananya magis! langit yang memerah, angin semilir, sunyi ngga ada suara..you can almost hear your thoughts..tsaahhh..
image

image

image

Malemnya kita ngga ngapa-ngapain, karena bocah udah tepar kecapean dari jam 8. Emak-bapake agak mati gaya. Baru berasa kalo lebih seru kalo rame-rame ke sininya, jadi bisa BBQ-an, rumpi-rumpi dan kegiatan orang dewasa laennya..(apakah kira2?)

Akhirnya kita cuma nonton tv dan makan mie instan. krik. Jam 10 belum ngantuk dan tambah ga bisa tidur karena outing grup tadi bikin acara nyanyik2 persis di belakang cottage kita. mati awak! mata nyalang sambil ngedengerin kopi dangdut di-rewind 10 kali. Bencikkk!

Somehow, kita akhirnya ketiduran juga dan berhasil bangun subuh untuk liat sunrise. Cakeppp, liat langit yang gelap perlahan berubah warna jadi kemerahan dan lama2 matahari keluar. it was worth every penny to get here. Magical moment kaya di film-film dan spread di majalah2 travel. Cencu saya ngga lupa bawa mug isi teh hangat dong  kakak.. 🙂
image

Setelah bocah dan mbak2nya bangun semua, kita memutuskan ngga langsung breakfast tapi langsung tea walk. Uhhmm..sebenernya ngga bisa disebut tea walk sih, soalnya jalannya cuma deket banget karena si bocah ribut mulu minta berenang. Habis tea walk kita minta anter mobil dari TGR ke curug/air terjun yang ada di sekitar situ.  TGR  nyediain paket tour kebun teh dan jalan-jalan ke air terjun gratis, tapi ada jam-jamnya juga.
image

image

Ternyata air terjunnya lumayan bagus lhoo..kita mikirnya kaya tempat wisata air terjun kebanyakan yg airnya keruh dan banyak abegeh foto-fotoan sambil berendem terus gitar-gitaran ga keruan. Ternyata tempatnya bersih, dan well-preserved. Kuncinya memang expect less, you’ll get more! 🙂

image

Sampe di hotel kita langsung breakfast. Taste wise, the food can be improved sebenernya..ga tau karena memang wiken itu lagi rame jadi kualitas ngga begitu dijaga atau memang makanannya memang a bit below par. Tapi, the wisnus memang ga pernah ga ngabisin makan sih yak, jadi sarapan ngga lama-lama kita langsung berenang. Danish seneng banget sampe ngga mau udahan. Jam 10-an akhirnya kita balik ke cottage untuk beres-beres untuk check out.

Sebelum check out, sempet mampir ke coffee shop-nya untuk early lunch-nya Danish, daripada rempong kelaperan di jalan. Jam setengah satuan kita pun say goodbye ke TGR..overall, kita cukup puas karena suasana yang beda dan bener-bener refreshed jadinya. We’ll be back!
image

On the way home, kita mampir dulu makan siang di Ayam Goreng Brebes dan floating market lembang. Floating market ini bagus sih, tapi menurut gw a bit too structured and auranya man-made sekali, kurang natural..tapi tempatnya unik dan banyak jajanan lucu-lucu yang mungkin ga ditemui di Jakarta. Kita cuma sebentar aja karena cuacanya panas pliket pleus rame bingit, jadi agak ga nyaman. Kebanyakan yang dateng ternyata mobil berplat B, cepet aja deh orang Jakarta denger tempat-tempat macam begini.
image

image

image

Entah kenapa tergoda mampir ke Yens baby shop di setiabudi dan keluar dengan segala singlet DanishSofia, baju tidur, sampe tenda2an. Zzzzz… Di Tol Cikampek-Jakarta, kita sempat kena macet parah di Km 57 s/d km 47 karena perbaikan jalan longsor, dan safely landed at home jam 11 malem..teparrrrr..

Walopun cape, tapi wikennya seru! Can’t wait for another roadtrip..yeay!

Selamat Sepuluh,Pak Suami!

Ini sebenernya postingan yang rada telat. Jadi tgl 6 Juni kemaren kita pas 10 tahun menikah. Satu dasawarsa! Tsahhh.. apa rasanya 10 tahun hidup bareng laki-laki yang sama?tidur liatnya dia,bangun ada dia lagi..sebenernya sih ga spektakuler gimana gitu cuma setelah dipikir dan didalami..sepuluh tahun tuh sesuatu juga yaa..apalagi dengan maraknya berita perceraian di tv atau bahkan orang-orang di sekitar kita.

Marriage is a hard work. I totally agree. Waktu pacaran kan nothing to lose, kalo berantem atau ga cocok atau ga happy tinggal minta putus. Simple. Pas udh nikah ya ngga mungkin begitu. Ada ikatan yang ga terlihat tapi harus dipertanggungjawabkan langsung ke Tuhan. Being married is a true test to our personality. Kita bisa ngga nunjukin diri kita apa adanya, jeleknya,bagusnya, tanpa harus takut ga diterima sama pasangan.
Gw dan Wisnu pacaran kurleb 4  tahun sebelum memutuskan menikah. Jadi kalo ditotal gw dan Wisnu sdh barengan selama 14 tahun. Bahkan untuk ukuran 10 tahun yang lalu, usia gw yang baru 24 tahun dibilang cukup muda untuk menikah. Pada saat itu, kita berdua merasa sdh cocok dan siap, sudah merencanakan semuanya, gw yang ambil profesi,wisnu yang kerja. Sempet mikir, ga nunda sih tp kalo boleh hamilnya pas udah selesai kuliah. Eyaampun, dikabulin dong sama Allah, ga hamil sampe..6 tahun kemudian. Zzzzzzz…

Kalo diinget..6 tahun nikah dan harus nunggu hamil rasanya lumayan stress. 2 tahun pertama sih masih (rada) santai karena masih bisa pake alasan kuliah. Begitu selesai kuliah dan kerja..mulai deh gelisah. Kok ga hamil-hamil juga nih yaa? Alhamdulillah kita berdua cukup tenang dan kompak, isu ga hamil-hamil ini ga pernah sekalipun jadi penyebab ribut. Kita ga pernah salah-salahan, kita berdua haqul yakin kalo suatu hari nanti akan ada saatnya untuk kita. Keluarga besar juga untungnya ga panik nanya-nanya.

Dipikir-pikir, 6 tahun menunggu itu jadi ujian untuk kita berdua sebagai suami-istri, ujian sabar, ujian saling menerima, saling menguatkan. Usaha untuk hamil kan lumayan juga, ke sejumlah dokter, sinshe, mbah pijet, tukang refleksi. Belum lagi bolak-balik tes ini itu, tes darah, tes alergi, tes sperma :p. Wisnu tuh untung bukan tipe laki-laki gede gengsi, mau aja dia disuruh tes sperma berkali-kali, sampe dia bisa bikin komparasi ruang pengambilan sampel sperma di beberapa rumah sakit dan klinik. Huahaha..He always saw it from a funny point of view *kecup wisnu*.
Yang bikin sering sedih dan down adalah pikiran gimana kalo kita memang ngga dikasih keturunan? Who would take care of us when we get older?waktu itu sedihhh banget kalo kepikiran.

The rest of the story is Danish came along almost 4 years ago. A bright star in our universe. A little man who turns our life around. Allah ternyata sayang banget sama kita, Sofia happens. We are so very blessed.

Sekarang, 10 tahun dan terus bertahan. Bukannya jadi lebih mudah, justru lebih menantang karena ada 2 bocah yang jadi tanggung jawab kita. Alhamdulillahnya kita berdua kayanya dikasih kekuatan untuk bisa lebih menerima masing-masing apa adanya. Gw dengan segala kebawelan dan kerempongan, Wisnu dengan kelempengannya dia. He turns out to be a great Bapak for Danish and Sofia.

A secret to a happy marriage remains a secret. For us, just keep expectations at moderate level then we’ll be okay 🙂

Pak Suami, makasih yaa untuk 10 tahun yang ada sedihnya, ada keselnya, marahnya..tapi we’ve never been happier than right now. I love you loads!

image

Makan-makan : Pasar Ah Poong & Taman Budaya Sentul

Bosen ga sih tiap minggu kalo jalan-jalan dan makan-makan mentoknya cuma di mall? Apalagi sejak punya 2 anak, yang mana satunya lagi aktif berat (baca: petakilan), butuh tujuan jalan-jalan yang outdoor, banyak pepohonan, tanah lapang yang luas..pertanyaannya dimanakah tempat semacam itu berada? Februari lalu pertama kali kita dikasitau tentang pasar Ah Poong di Sentul. Inget banget hari itu kantor diliburkan karena Jakarta terkepung banjir besar. Bengong di rumah, kira-kira jam 2-an kita memutuskan untuk mengunjungi Ah Poong. Dari depok, kita tinggal masuk tol cijago, lanjut jagorawi arah bogor dan keluar di exit sentul selatan. 30 menit ajah!

Pasar Ah Poong (supposedly dibaca pasar apung kayanya), ternyata adalah tempat makan serupa foodcourt yang dikelola oleh manajemen eat n’ eat. Yang pernah ke MKG, Kota Kasablanka, atau Gandaria City pasti familiar dengan konsepnya eat n’ eat dimana kita beli kartu berisi senilai uang yang bisa dipake transaksi di konter-konter makanan yang ada di situ. Nah di Ah poong ini sama persis kaya gitu. Bedanya  adalah suasananya dong. Ah poong ini lokasinya semi-outdoor, persis di pinggir sungai. Jadi kita makan sambil ada semilir angin, bunyi air sungai, sekelilingnya masih banyak pohon. Terkesima! Kalo harga makanannya ya sama aja dengan eat n’ eat di mall sih.

IMG_9555 IMG_9553 IMG_9352

IMG_0492

Pertama kali ke sana ngga begitu rame karena bukan wiken. It was a good experience. Nah, berikutnya kita ajak keluarga besar pas kebetulan lagi maen ke Jakarta. Pas di hari sabtu. Ternyata rame bingit!harus pake acara rebutan meja, pas baru order  makanan, udah ada yg nungguin meja kita aja gitu! malesin amat deh. Belom lagi antrian pesen makan yang bikin ilfil, masa beli cakwe 2 potong antriannya 20 nomor. *pinksun*.  Rupanya the news about this place has been everywhere, sampe ada yg dateng pake bis dong. Huwow. Ok, kita pun memutuskan ngga ke Ah poong lagi sampe seluruh umat udah aga bosen mungkin?

Mulailah kita cari-cari info tempat-tempat lain sekitaran jabodetabek. Dapetlah info tentang Taman Budaya Sentul. the name doesn’t really scream fun, but we took a shot. Agak sore, kita nyobain ke sana. Dari depan, taman budaya sentul ini keliatan kecil. Area parkirnya pun ngga menampung banyak mobil tapi di depannya banyak pohon-pohon besar yang rindang. Sejuk dan adem. Sukak!

IMG_1820 IMG_1828

IMG_1813

Ternyata ada beberapa aktivitas yang bisa kita lakukan di sini, ada tempat belajar dan melukis tembikar/keramik, flying fox, ada playground kecil dan besar, ada tempat berkuda juga. Kalo laper ada 3 tempat makan, kopitiam oey-nya Pak Bondan, Resto Pandan Sari (or Pandan Wangi? i’ll check -_-) dan ada satu foodcourt kecil. Karena ngga pengen makan berat, kita pun milih Kopitiam oey untuk ngupi-ngupi dan mesen jajanan macam singkong goreng sambel roa, risol mayo keju, roti kaya. Oiya, walopun dari luar keliatan kecil, ternyata taman budaya ini dalemnya luasssss, banyak pohon dan ada lapangan yang luas, bisa untuk main layangan, naik kuda, naik becak mini, maen trampolin.

IMG_4203 IMG_1919

Bapak & mama ngopi-ngeteh sambil ngemil, Danish main-main di playground, lari-lari di lapangan. Sofia bobo sore dengan angin semilir adem. Ish, what a luxury.  We cherished that weekend, pasti akan kesini lagi dalam waktu dekat.

IMG_1943 IMG_1939

Untuk lokasi persisnya, Taman Budaya Sentul ini ada di komplek perumahan Bukit Sentul. Jadi dari exit tol sentul selatan, terus aja masuk ke komplek perumahan bukit sentul, nanti ada signage Taman Budaya Sentul.

Jalan menuju Taman Budayanya juga asik, pohon-pohon besar rindang sepanjang jalan. Me likey!